PT Pertamina Gas Negara (PGN) Tbk Meutia Prima membagikan tiga fondasi penting dalam membangun reputasi di tengah erosi kepercayaan. Apa saja?
"> PT Pertamina Gas Negara (PGN) Tbk Meutia Prima membagikan tiga fondasi penting dalam membangun reputasi di tengah erosi kepercayaan. Apa saja? "> PT Pertamina Gas Negara (PGN) Tbk Meutia Prima membagikan tiga fondasi penting dalam membangun reputasi di tengah erosi kepercayaan. Apa saja? ">Division Head Corporate Communication PT Pertamina Gas Negara (PGN) Tbk Meutia Prima membagikan tiga fondasi penting dalam membangun reputasi di tengah erosi kepercayaan. Apa saja?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Di era keterbukaan informasi, kepercayaan publik yang berkelindan dengan reputasi mutlak bergantung pada transparansi dan kejujuran suatu institusi. Hal ini diamini oleh Division Head Corporate Communication PT Pertamina Gas Negara (PGN) Tbk Meutia Prima.
Menurut alumnus IPMI International Business School itu, reputasi bukan hanya tentang citra yang ingin ditampilkan perusahaan, tetapi juga soal transparansi dan komunikasi yang autentik. “Kita tidak boleh defensif memberikan apa yang memang perlu diketahui publik, lalu komunikasi autentiknya dilihat dari bagaimana kami bisa menghumaniskan pesan-pesan dari bahasa korporasi yang sulit menjadi lebih dipahami oleh publik,” ujarnya dalam MAW Talk #66, Selasa (14/10/2025).
Adapun dalam konteks membangun reputasi di era keterbukaan informasi, kata Meutia, terdapat tiga fondasi penting yang harus dibangun oleh para praktisi public relations (PR). Berikut uraiannya.
1. Jadikan Transparansi sebagai Kunci
Transparansi, tegas Meutia, bukan hanya soal membuka hasil dan memberi tahu kepada publik, tetapi juga menjelaskan proses di belakang layar. “Misalnya, kita (harus) lakukan edukasi bagaimana dalam perjalanan perusahaan menjaga sustainability kepada pelanggan mulai dari dasar sumber pasokan, proses, hingga dampaknya ke pelanggan,” ujarnya.
2. Lakukan Humanisasi Pesan Teknis
Menurut Meutia, topik yang “asing” di telinga awam seperti energi, migas, atau infrastruktur perlu mendapat sentuhan yang humanis sebagai jembatan pemahaman.
3. Jadikan Komunikasi Sebagai Jendela Reputasi
Segala aksi sejatinya harus dikomunikasikan agar publik dapat melihat nilai atau komitmen perusahaan. Jila tidak dikomunikasikan selayaknya ruangan tanpa jendela. “Kalau jendela ditutup terus, maka orang tidak akan tahu apa yang kita lakukan di dalamnya,” pesannya.
Dengan demikian, ketiga fondasi dalam membangun reputasi dan kepercayaan publik yang dapat diimplementasikan bagi praktisi PR. Semoga informasi ini bermanfaat ya! (EDA)