Wajib Dicatat! Ini 5 Langkah Memulihkan Reputasi Pascakrisis
PRINDONESIA.CO | Selasa, 12/08/2025
Wajib Dicatat! Ini 5 Langkah Memulihkan Reputasi Pascakrisis
Ilustrasi praktisi PR membuat strategi pemulihan pascakrisis
doc/pexels

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Di era media sosial seperti sekarang, krisis ibarat badai yang datang tanpa tanda. Ia bisa muncul tiba-tiba dan menyebar luas hanya dalam hitungan menit, meninggalkan jejak yang sulit dihapus. Namun, yang lebih menentukan bukanlah badai itu sendiri, melainkan bagaimana sebuah perusahaan menakhodai kapalnya setelah gelombang mereda. Pada fase inilah karakter sejati organisasi benar-benar teruji.

Untuk itu, Managing Director Leidar USA Meghan Tisinger punya lima langkah strategis yang dapat diimplementasikan dalam pemulihan reputasi perusahaan pascakrisis. Melansir PR Daily, Kamis (31/7/2025), berikut paparan lengkapnya.

1. Akui dan Hadapi Realitas
Jangan berusaha menutupi atau menghapus isu. Publik akan lebih menghargai keterbukaan dibandingkan penyangkalan. “Tanggapi isu dengan jelas, dengan kerendahan hati, serta tunjukkan narasi penerimaan dan pertumbuhan, bukan penolakan,” ujar Meghan.

2. Lakukan Perbaikan di Internal
Perjalanan memulihkan reputasi dimulai dari dalam. Bangun komunikasi terbuka kepada karyawan. Bila perlu, lakukan investigasi independen dan libatkan tim internal dalam proses pembenahan. Kepercayaan internal yang kuat akan menjadi pondasi kokoh bagi citra eksternal.

3. Libatkan Karyawan sebagai Duta Kepercayaan
Karyawan adalah audiens pertama sekaligus duta yang paling berpengaruh. Pastikan mereka memahami langkah yang diambil perusahaan, nilai yang dijunjung, dan peran mereka dalam mengembalikan kredibilitas di mata publik.

4. Bangun Narasi Perubahan yang Konsisten
Pemulihan reputasi bukanlah pekerjaan semalam. Dibutuhkan konsistensi, transparansi, dan kemauan untuk berkembang dalam setiap narasi yang dibagikan. “Pastikan pernyataan yang telah disampaikan kepada publik sejalan dengan langkah nyata perusahaan sehari-hari,” pesan Meghan.

5. Fokus pada Transformasi
Tunjukkan komitmen melalui perubahan bermakna, mulai dari kebijakan baru, peningkatan budaya kerja, hingga inisiatif relevan lainnya. “Ketika perubahan benar-benar terasa, kepercayaan publik dapat kembali, bahkan lebih kokoh dari sebelumnya,” tutup Meghan.

Penutup dari Meghan menjadi semacam pengingat bahwa krisis bukan akhir dari perjalanan, melainkan kesempatan untuk membangun ulang jembatan kepercayaan. Seperti sungai yang kembali jernih setelah banjir surut, reputasi yang dirawat dengan konsistensi, keterbukaan, dan transformasi akan mengalirkan keyakinan baru dari publik.

Semoga bermanfaat, ya! (EDA)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI