Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Banjarharjo Timur Muhammad Nurkholis mengatakan, kegiatan komunikasi sosial ini menjadi semacam penegasan dari Perhutani, bahwa dukungan aktif dari tokoh masyarakat begitu penting dalam kesuksesan suatu program perusahaan.
BREBES, PRINDONESIA.CO – Lewat sejumlah inisiatif dan bukti kinerja, Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perhutani) terus menunjukkan peran strategisnya. Namun, lewat inisiatif terbarunya, Perhutani tidak hanya menegaskan posisi sebagai pengelola hutan dengan berorientasi terhadap pelestarian alam, tetapi juga kepada pembangunan masyarakat desa.
Hal tersebut terwujud lewat kegiatan komunikasi sosial yang diinisiasi Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Balapulang. Dalam kegiatan yang berlangsung pada Sabtu (5/7/2025) itu, mereka mengundang berbagai unsur masyarakat di Desa Blandongan, Kabupaten Brebes, dengan tujuan menjalin sinergi lintas sektoral.
Disampaikan oleh Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Banjarharjo Timur Muhammad Nurkholis, kegiatan kali ini ditujukan sebagai ruang dialog terbuka antara perusahaan dengan masyarakat, dalam rangka memperkuat koordinasi, menjalin sinergi lintas sektoral, sekaligus memantapkan pelaksanaan program ketahanan pangan dan agroforestry.
Nurkholis juga menjelaskan, kegiatan komunikasi sosial ini menjadi semacam penegasan dari Perhutani, bahwa dukungan aktif dari tokoh masyarakat begitu penting dalam kesuksesan suatu program perusahaan. “Diperlukan dukungan dan peran aktif tokoh masyarakat desa untuk bersama-sama menyukseskan program-program Perhutani di wilayah teritorial ini,” ujarnya dikutip dari laman resmi Perhutani.
Interaktif dan Partisipatif
Dalam konteks komunikasi sosial, Pratama dalam artikel Peranan Komunikasi Dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan (2018) karya Evi menjelaskan, implementasinya dalam pembangunan masyarakat desa harus bersifat interaktif dan partisipatif. Jalinan komunikasi yang apik, tulisnya, dapat menciptakan suasana saling asah, saling asuh, dan saling asih. Muara dari itu adalah dorongan bagi masyarakat untuk secara sukarela dan aktif mendukung setiap kegiatan maupun kebijakan.
Lebih lanjut dijelaskan, organisasi yang terlibat dalam pembangunan masyarakat desa perlu juga membangun pola komunikasi yang dapat menjawab keinginan dan kebutuhan masyarakat. “Hal ini dapat tercapai lewat memadukan pendekatan komunikasi bersifat top down dan bottom up, agar masyarakat tidak hanya menjadi objek melainkan turut dilibatkan dalam proses penyusunan maupun perancangan kegiatan,” tulis artikel tersebut.
Penjelasan di atas tampaknya berhasil diejawantahkan Perhutani lewat kegiatan komunikasi sosial mereka. Sebab, dalam kesempatan tersebut, tokoh perwakilan masyarakat Desa Blandongan Ustadz Maid, menyambut baik langkah Perhutani menjalin komunikasi secara terbuka dengan masyarakat. “Kami mengapresiasi langkah Perhutani yang memberikan kontribusi kepada warga melalui program usaha produktif dan kemitraaan sekaligus komitmen menjaga kelestarian hutan,” ucapnya. (eda)