Valensi Emosi Publik
PRINDONESIA.CO | Kamis, 03/12/2020 | 4.010
Valensi Emosi Publik
Valensi emosional melibatkan emosi positif dan negatif. Bersumber dari pengalaman informasi yang dialami secara pribadi.
Dok. Istimewa

Oleh: Lizzatul Farhatiningsih, Pranata Humas Kementerian Perdagangan, Dewan Pengurus Pusat Iprahumas Indonesia.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Dikutip dari aptika.kominfo.go.id, selama penerapan work from home (WFH), pengguna internet di Indonesia naik hingga 40 persen. Ini menjadi kesempatan bagi institusi pemerintah untuk meningkatkan interaksi dengan publik melalui media sosial.  Untuk itu, saya berkeyakinan pengelolaan media sosial, terutama di masa seperti sekarang, perlu mendapatkan perhatian khusus.

Dalam mengelola media sosial, sangat penting bagi pemerintah untuk lebih dahulu mempelajari target audiens. Antusiasme publik untuk berinteraksi dapat kita lihat dari banyaknya investasi waktu dan energi yang mereka alokasikan untuk dapat aktif berbagi dan menanggapi konten yang diposting oleh organisasi (Pria, Tsai, Chen, & Ji, 2018). Belajar dari penelitian terkait citizen engagement yang dilakukan Chen dkk. (2020) di pemerintah pusat Cina, yaitu Komisi Kesehatan Nasional Cina, valensi emosi masyarakat rupanya memperkuat keterlibatan (engagement) masyarakat di media sosial mereka.

Setelah kasus Covid-19 menjadi krisis, pemerintah Cina mengambil beberapa tindakan untuk mencegah krisis semakin kritis.

 

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI