OLX Bidik Pasar Baru
PRINDONESIA.CO | Senin, 20/02/2017 | 1.118
OLX Bidik Pasar Baru

JAKARTA, PR INDONESIA.CO - Kemudahan berselancar ditambah makin berkembangnya industri marketplace atau on-line retail mengubah cara kita bertransaksi. Perubahan ini pula yang dirasakan OLX, perusahaan iklan baris on-line, seperti yang dikemukakan CEO OLX Indonesia Daniel Tumiwa di hadapan jurnalis di Jakarta, Rabu (8/2/2017). Jika pengguna OLX tadinya adalah mission shopper—kalau saya perlu, saya akan cari di OLX, maka sejak ada “the magic button” Beli Sekarang, kebiasaan masyarakat berubah: enggak butuh, enggak ingin, tapi nemu, akhirnya beli.

Meski begitu, OLX melihat perubahan ini bukan suatu kemunduran. Justru sebaliknya, ada potensi bisnis yang besar jika performa aplikasi mereka dimaksimalkan. “Ketika orang beli, maka ada barang lama yang harus dijual. Jualnya ke mana? Ya, OLX,” kata Daniel yang genap dua tahun menakhodai perusahaan yang dulunya dikenal dengan nama Tokobagus.com.

Potensi ini kian tampak setelah OLX mempelajari perilaku pengguna mereka berdasarkan data transaksi sepanjang 2016. “Dulu, barang yang ditawarkan penjual didominasi mobil, motor, dan properti. Tahun lalu, muncul tren baru. Transaksi gadget dan fashion, dua kategori barang yang diminati generasi millennial dan perempuan, berkembang pesat. “Siapa yang mengira, ternyata jam tangan, tas, bahkan sneakers, laku dijual?” kata Edward Killian, CMO OLX Indonesia, seraya bertanya.

Yang jadi permasalahan, kalangan perempuan dan millennial umumnya tidak familiar dengan iklan baris on-line. OLX mantap berubah. “Karena iklan baris on-line yang mengharuskan pengguna menentukan dulu barang yang dicari seperti yang dimiliki OLX, sudah tidak lagi relevan,” ujar Daniel mengaku. Selama enam bulan, OLX berjibaku mengubah platformnya untuk memulai perjalanan baru bernama The All New OLX.

 

Konsep Baru

Platform ini menawarkan empat konsep hyperlocal, hypersimple, C2C, dan trust. Konsep yang disesuaikan dengan target baru mereka yang lebih menyukai segala sesuatu yang bersifat visual, dinamis, simpel, dan praktis. Hyperlocal adalah fitur pencarian iklan berdasarkan lokasi terdekat si pengguna. Ini memungkinkan transaksi yang mengedepankan konsep “Bayar Di tempat” tersebut berlangsung mudah, aman, dan nyaman. Hypersimple, memudahkan penjual memasang iklan lebih sederhana dan cepat. Trust, OLX memastikan semua penjual yang log-in dikenali karena terhubung lewat akun Facebook dan Google+ bersangkutan. C2C, fitur chat memudahkan penjual – calon pembeli berkomunikasi.

Dari empat konsep ini, OLX membangun reputasi baru: Baru, Dekat, Cepat. Menurut Daniel, inovasi ini dibuat agar barang cepat laku karena mereka butuh modal untuk beli barang baru. Tujuannya, bukan untuk profit dan bukan buka toko. Selain itu, penjual bisa menggunakan uangnya untuk menambah modal. Sebab itu, OLX mengusung kampanye “Bekas jadi Liburan”, “Bekas jadi Sekolah”, dan sebagainya. “Lukuiditas inilah yang menjadi keunggulan OLX,” tambah pria yang memulai kariernya sebagai penyiar Radio Oz, Bandung.

Agar perubahan ini tersiarkan, OLX melakukan publikasi massal melalui media cetak, radio, hingga televisi. “Paling tidak, orang harus tahu dulu tampilan kami beda,” kata Kiki, sapaan akrab Edward. Di samping itu, mereka melibatkan key opinion leaders (KOLs) dari kalangan pemuda hingga perempuan.

Mereka juga membuka kelas OLX bernama OLX Academy. Tujuannya, berbagi tips menggunakan paltform baru OLX dan trik menjual barang atau mengambil foto dengan angle menarik tanpa bermaksud menipu. “Ada ibu yang mau menjual baju-baju anaknya karena mau beli yang baru, tapi bingung caranya. Tipsnya, jangan jual satuan. Tapi, dibundel, jual sepuluh baju,” ujarnya memberi contoh.  rtn

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI