Pola Konsumsi Berita Berubah, Praktisi Komunikasi Perlu Perhatikan Cara PESO Ini
PRINDONESIA.CO | Rabu, 27/01/2021 | 1.028
Pola Konsumsi Berita Berubah, Praktisi Komunikasi Perlu Perhatikan Cara PESO Ini
Pola konsumsi berita berubah
Dok. Istimewa

JAKARTA, PRINDONESIA.CO –  Sekitar 81% dari 453 responden berusia 18 sampai 32 tahun di Jabodetabek dan Bandung menggunakan kedua platform tersebut untuk mengakses berita dalam aktivitas mereka sehari-hari. Data ini menjadi bukti penting praktisi komunikasi menyikapi perubahan ekosistem informasi pada generasi muda.

Di antara berbagai saluran digital, media sosial Instagram menjadi sumber informasi utama bagi 89% responden, diikuti oleh YouTube sebesar 77%. Hal ini selaras dengan laporan The 2020 Reuters Digital News Report yang mengindikasikan bahwa aspek visual dan real-time menjadi faktor penting bagi popularitas kedua platform tersebut.

Selain itu, sebanyak 43% responden menyatakan bahwa mereka mendapatkan berita melalui aplikasi pesan singkat. LINE menjadi aplikasi yang paling populer dengan 54% responden penggunanya mengonsumsi berita melalui news aggregator seperti LINE Today. Pengguna LINE sendiri saat ini didominasi oleh generasi muda yang berusia di bawah 23 tahun.

Ya, generasi muda akan menjadi konsumen utama di masa depan. Oleh karena itu, kata Manager Analytics Maverick Indonesia Karen Kusnadi, pertengahan Desember 2020, penting bagi mereka selaku praktisi komunikasi untuk memahami pandangan dan perilaku masyarakat dalam mengonsumsi pemberitaan di era digital. Sehingga, mereka dapat menyusun strategi komunikasi yang relevan dan tepat sasaran.  

Kecepatan dan Artikel Pendek

Terkait perubahan perilaku konsumsi berita yang terjadi akibat digitalisasi, hasil survei terhadap generasi muda menunjukkan bahwa kredibilitas dan kecepatan media dalam meliput isu-isu terkini menjadi poin pertimbangan utama mereka dalam memilih portal berita. Kecenderungan tersebut terlihat jelas pada responden dengan kelompok usia 27-32 tahun.

Selain itu, responden juga lebih memilih untuk membaca artikel yang tidak terlalu panjang tetapi tetap bisa menggambarkan situasinya secara jelas. Hal ini mengindikasikan adanya tren perubahan format berita.

Temuan-temuan tersebut dapat disimpulkan menjadi salah satu cermin bahwa generasi muda merupakan pihak yang masih aktif dalam mencari dan mengonsumsi berita. Namun, adanya perubahan pola konsumsi berita yang kini memasuki ranah digital, tentunya akan semakin memengaruhi perkembangan industri media ke depan. Media konvensional masih menjadi sumber berita yang paling kredibel. Sehingga, eksistensi dan kontribusi mereka di dunia komunikasi akan terus signifikan.

Masih menurut Karen. Melihat hasil itu, yang menjadi pekerjaan rumah praktisi komunikasi selanjutnya adalah membawa berita yang kredibel tersebut ke dalam ekosistem informasi generasi muda, yaitu media sosial, agar peluang generasi muda untuk membaca berita tersebut semakin tinggi. Oleh karena itu, pendekatan multikanal melalui paid, earned, shared, dan owned media (PESO) menjadi penting untuk menjangkau para generasi muda ini.

PESO

Pendekatan strategi komunikasi terintegrasi PESO ini berfokus kepada penggunaan berbagai kanal media, baik on-line maupun off-line untuk mencapai tujuan komunikasi. Pendekatan komunikasi yang semakin populer di era digital ini tidak ragu mengombinasikan teknik-teknik periklanan, humas, maupun komunikasi digital untuk menjangkau audiens.

Salah satu media konvensional yang berhasil membawa informasi kredibel ke dalam ekosistem informasi generasi muda adalah Kompas.com. Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho mengatakan, pengunjung terbanyak Kompas.com berasal dari generasi muda. “Tiga puluh persen di antaranya berusia 25 - 34 tahun, sedangkan 22 persen di antaranya berusia 18 - 24 tahun,” ujarnya.

Adapun untuk jenis kategori yang dikunjungi oleh usia 25 - 34 tahun di samping kategori news adalah health (31%), hype (18%), edukasi (11%), bola (10%), dan lifestyle (7%). Sedangkan untuk jenis kategori yang dikunjungi oleh usia 18 - 24 tahun, yakni edukasi (35%), health (31%), hype (13%), tekno (7%), dan lifestyle (4%).

Lebih Kritis

Menurut Head of Public Relations Xiaomi Indonesia Stephanie Sicilia, dengan atau tanpa krisis, generasi Z dan milenial memiliki minat khusus. Selama krisis, generasi muda mengalami perubahan perilaku yang paling dramatis. Generasi ini menjadi konsumen yang lebih kritis dibandingkan saat normal.

Adapun tren lainnya adalah lonjakan dalam konsumsi konten di seluler dan PC. “Karena pekerjaan dan belajar dilakukan dari rumah, traffic konten dari seluler dan PC meningkat signifikan,” ujar Stephanie.

Hal ini juga mengubah peran teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat makin banyak yang berlangganan streaming media dan makin sadar akan kebutuhan konsumsi berita terkait COVID-19. (rvh)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI