Investasi Kemanusiaan
PRINDONESIA.CO | Rabu, 03/06/2020 | 1.202
Investasi Kemanusiaan
Filosofi kuno "adanya peluang di balik krisis" selalu dipedomani kaum pembelajar
Dok. Istimewa

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Krisis juga memaksa orang berpikir lebih keras, efektif, dan solutif. Filosofi kuno tentang “adanya peluang di balik krisis”, selalu dipedomani oleh kaum pembelajar, agar menemukan inovasi baru yang relevan di masa krisis.

Krisis juga menjadi momentum bagus dalam berinvestasi. Bukan semata-mata investasi fisik. Melainkan investasi kemanusiaan. Organisasi yang relatif kuat di tengah krisis, sering kali menjadi tumpuan masyarakat korban krisis di sekitarnya. Jika peka, situasi itu sangat krusial untuk dimanfaatkan menunjukkan kehadiran organisasi dan segala manfaatnya kepada publik. Keterhubungan antara organisasi dan publik di sekitarnya di masa krisis adalah investasi sangat penting bagi keberlanjutan di masa datang.

Ya, investasi kemanusiaan. Investasi yang berasal dari karakter organisasi dan para pemimpin di dalamnya. Organisasi yang dipenuhi karakter kuat para pemimpinnya, paham betul bagaimana menyikapi situasi krisis dengan sentuhan yang lebih berkarakter. Sentuhan yang tidak sekadar profan.

Karenanya, berkomunikasi adalah elemen penting dari investasi kemanusiaan. Di tengah krisis multidimensi seperti pandemi Covid-19, godaan untuk menyingkirkan investasi kemanusiaan terasa begitu kuat. Tindakan merumahkan karyawan dan bahkan mem-PHK pekerja adalah sebuah keniscayaan. Namun, untuk sampai pada tindakan itu, butuh jalan panjang komunikasi berbalut humanitarianisme.

Jika meyakini pepatah klasik Cina, selalu ada jalan keluar dari kegelapan, investasi kemanusiaan adalah harapan yang mampu membangkitkan semangat keluar dari krisis. Semangat bertarung untuk menaklukkan krisis adalah keniscayaan internal yang bakal tumbuh dalam tubuh organisasi. Jika dikelola dengan baik, melalui model kepemimpinan krisis yang tepat dan komunikasi humanis, sumber daya manusia organisasi adalah asset terpenting untuk menopang goncangan krisis.

Kekuatan karakter internal organisasi itu bakal beresonansi ke mana-mana. Karena dikomunikasikan secara berkelanjutan. Di masa normal, apalagi di saat krisis menerpa. Memantikkan gelombang positif kepada para pemangku kepentingan yang lebih luas. Di situlah, investasi kemanusiaan bekerja. Tangan-tangan kebaikan datang dari mana-mana, menyapa, dan mengulurkan kolaborasi-kolaborasi yang penuh inovasi.

Ikhtiar Langitan

Itulah return of investment (ROI) dari kerja-kerja komunikasi humanistik yang dibangun secara berkelanjutan dari sumber karakter organisasi yang kuat. Sangat tidak disangka-sangka. Mengejutkan. Namun bukan sesuatu yang “jatuh dari langit” begitu saja. Sayangnya, masih banyak pemimpin yang lupa dengan wisdom-wisdom yang turun-temurun seperti ini. Semua hal dilihat semata dari kalkukasi angka-angka telanjang. Di atas kertas. Melupakan ikhtiar “langitan” yang juga harus dibangun seiring sejalan.

Bagi pemimpin dan kaum pembelajar yang sangat percaya distribusi rezeki bagi setiap insan, selalu memandang krisis bukan melulu tentang cerita buruk. Selalu ada sketsa positif yang bisa digores di atas papan tulis bernama krisis. Sebuah gambaran tentang esensi manusia bagi kemanusiaan yang penuh dengan keadaban.

Saatnya menegaskan investasi kemanusiaan secara berkelanjutan. Mengelolanya dengan penuh kearifan, melalui komunikasi yang empatik dan sepenuh hati. Jika ini dijalankan dengan penuh konsisten, sinar terang di balik krisis–sepanjang apapun—akan segera terlihat. Insya Allah. Asmono Wikan

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI