Prinsip Dasar Menulis Rilis
PRINDONESIA.CO | Sabtu, 06/04/2019 | 2.976
Prinsip Dasar Menulis Rilis
Setiap tulisan yang dibuat oleh PR harus mengandung unsur advokasi atau mendorong pembaca untuk melakukan sesuatu.
PR Indonesia/Aisyah

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Menulis sudah menjadi keahlian dasar bagi insan PR. Apalagi di era storytelling seperti sekarang. Informasi yang dikemas dengan metode bercerita dan relevan dengan kehidupan sehari-hari menjadi kunci utama agar rilis dapat menarik minat awak media untuk kemudian disebarluaskan kepada khalayak.


Faktanya, tak jarang kita menemukan siaran pers yang sulit dipahami, bahkan tidak jelas dalam menitikberatkan pesan kunci yang ingin disampaikan kepada publik.


Berangkat dari keprihatinan itulah, agensi PR yang baru saja diresmikan pada Agustus 2018, Arjava Strategic Communication, berinisiatif mengadakan workshop bertajuk "The Begginer's Guide to Effective Public Relations Writing Workshop" di Jakarta, Sabtu (6/4/2019). 


Managing Director and co-founder Arjava Strategic Communication Sally Piri, yang hadir sebagai pembicara menyadari kendala yang kerap dihadapi oleh PR ketika hendak menulis rilis adalah bingung untuk memulai kalimat saking banyak informasi dan data yang harus disampaikan. 


Trik
Berikut triknya. "Pertama-tama, pisahkan dulu antara jeruk dengan apel," ujar Sally seraya mengibaratkan kumpulan data dan informasi sebagai jeruk dan apel yang berada dalam satu wadah yang sama. Kedua, pastikan setiap kata yang tertulis dalam kalimat mengandung makna dan tepat diletakkan di dalam tulisan. 


Tak kalah penting, pemilihan kata saat mendeskripsikan gambar. Hal ini dikarenakan baik atau buruknya reputasi perusahaan/institusi berada di tangan PR. Oleh karena itu, Sally menekankan hendaknya kalimat deskripsi mampu menggerakkan hati pembacanya.


Lainnya yang tak boleh luput dari perhatian adalah setiap tulisan yang dibuat oleh PR disamping bertujuan untuk memberikan informasi dan motivasi, juga harus mengandung unsur advokasi atau mendorong pembaca untuk melakukan sesuatu. Kemudian, lakukan pemetaan target audiens. "PR harus bisa mendefinisikan audiensnya dengan sangat hati-hati," ujar perempuan yang pernah berprofesi sebagai jurnalis selama 17 tahun itu. 


Sebagai penutup, Sally mengutip pernyataan Sir Winston Churchill yang dikenal sepanjang sejarah sebagai penulis PR dan public speaker andal. "Straight forward, tell the truth, use simple words, use action words, and story telling."(ais)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI