Penjurian IDEAS 2025: Inklusivitas untuk Kelompok Disabilitas
PRINDONESIA.CO | Rabu, 28/05/2025
Penjurian IDEAS 2025: Inklusivitas untuk Kelompok Disabilitas
Salah satu peserta IDEAS 2025: Pranata Kehumasan Fakultas Peternakan UGM Satria Ardhia memaparkan kampanye inklusivitas mahasiswa penyandang autisme.
doc/PR INDONESIA

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Sebanyak 39 entri dari total 29 organisasi unjuk program komunikasi terbaiknya di hari pertama penjurian The 4th Indonesia DEI & ESG Awards (IDEAS) 2025 yang  digelar secara virtual, Selasa (27/5/2025). Mayoritas dari mereka bersaing di kategori Diversity, Equity, Inclusion (DEI), subkategori Budaya Inklusi dengan penajaman kepada aspek inklusivitas kelompok disabilitas, seperti dibawakan Nusantara Infrastructure (NI) terkait program Komunitas Berdaya Nusantara untuk Difabel.

Dijelaskan oleh Corporate Communication & CSR Supervisor NI Anggraini Andriani, program tersebut dijalankan guna memberdayakan penyandang disabilitas di area operasional perusahaan wilayah Pamulang, Tangerang Selatan, lewat dukungan pengembangan usaha dan pemberian alat bantu gerak. Lewat program komunikasi yang dirancang, katanya, NI ingin menunjukkan komitmen dalam pembangunan sosial dan ekonomi, dengan harapan mendorong reputasi perusahaan di mata stakeholder.

“Kami mempromosikan keberagamanan lewat latar belakang penyandang disabilitas, kesetaraan melalui penyediaan akses yang adil, dan inklusi dengan menciptakan lingkungan yang mendukung partisipasi aktif penyandang disabilitas,” paparnya.

Adapun dalam implementasinya, lanjut Anggraini, NI menyasar penerima manfaat langsung, masyarakat umum dan komunitas lokal, pemerintah daerah, serta media massa sebagai target sasaran, dengan sejumlah pesan kunci yang diamplifikasi melalui kerangka PESO mencakup media internal, audiensi dengan pemerintah daerah, social forum untuk komunitas, advertorial di beberapa media nasional, hingga word of mouth.

Dalam evaluasi dan pengukuran menggunakan kerangka AMEC, jelas Anggraini, NI menghasilkan output sekurangnya tiga artikel di media nasional, penayangan siaran pers di 10 media, beberapa kali focus group discussion, dan 15 konten media sosial, dengan out takes memuaskan. “Pada outcomes, tercatat bahwa publikasi bernada positif, keterlibatan pemerintah daerah dalam mendukung program, nilai SROI 1,09, dan perhitungan IKM bernilai 80,31 persen,” terangnya.

Meski telah memilih pendekatan pengukuran yang tepat, tetapi CEO & founder etKomunika Herry Ginanjar selaku dewan juri punya catatan mengenai outcomes. Menurut ahli dalam praktik ESG itu, aspek tersebut sejatinya harus terhubung dengan tujuan yang ingin dicapai, yakni reputasi. Selain itu, ia menegaskan, nilai SROI tidak perlu dilampirkan ke dalam outcomes. “Itu merupakan pengukuran program CSR, bukan pengukuran komunikasi,” pesannya.

Kampus yang Inklusif

Sorotan yang kurang lebih sama juga dikemukakan Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui kampanye Semangat Siham: Merajut Inklusi dari Fakultas Peternakan UGM. Pranata Kehumasan Fakultas Peternakan UGM Satria Ardhia menyampaikan, melalui program komunikasi untuk kampanye tersebut, Fakultas Peternakan UGM ingin meningkatkan kesadaran publik tentang inklusivitas melalui kisah inspiratif mahasiswa penyandang autisme.

Di hadapan dewan juri, Satria memaparkan, pihaknya dengan sejumlah pesan kunci yang berfokus pada hak setiap mahasiswa dan kewajiban kampus memberikan ruang tumbuh, berhasil mendapatkan 13 pemberitaan di media nasional dan lokal, dari target awal hanya di lima media massa.

“Ditinjau dari outcomes, persepsi mengenai Fakultas Peternakan UGM sebagai kampus ramah inklusi meningkat. Kami juga menerima permintaan konsultasi dari instansi lain tentang inklusi di pendidikan tinggi,” katanya seraya menyebut tentang modul pendampingan internal Menjadi Kampus Inklusif di Bidang Peternakan yang lahir dari aktivasi komunikasi di atas.

Meski dapat dikatakan berhasil jika merujuk outcomes dan impact, CEO CPROCOM Emilia Bassar selaku juri mengingatkan kepada organisasi lain yang ingin menjalankan pendekatan serupa agar memiliki persiapan matang. “Untuk melakukan kampanye inklusivitas yang mengedepankan figur harus hati-hati karena bisa (berujung) baik atau tidak baik,” ucapnya.

Sebagai catatan perbaikan, perempuan yang merupakan ahli komunikasi pemerhati praktik komunikasi DEI itu juga menyarankan agar Fakultas Peternakan UGM dapat melengkapi pengukuran keberhasilan program melalui social listening di media sosial.

IDEAS 2025

IDEAS merupakan ajang kompetisi program komunikasi/public relations (PR)/kehumasan strategis yang berbasis pada praktik terbaik penerapan komunikasi Diversity, Equity, Inclusion (DEI) dan Environmental, Social, Governance (ESG).

Kompetisi ini terbuka untuk PR/humas kementerian/lembaga pemerintah, pemerintah daerah, perguruan tinggi, BUMN, anak usaha BUMN, BUMD, rumah sakit, korporasi multinasional, korporasi swasta nasional, organisasi nonprofit se-Indonesia.

Penyerahan penghargaan bagi pemenang IDEAS 2025 direncanakan berlangsung tanggal 19 Mei 2025 di Jakarta. Dalam rangkaian acara puncak nantinya akan ada satu hari sesi workshop tentang serba-serbi PR digital.

Ikuti terus informasi mengenai IDEAS 2025 hanya di humasindonesia.co dan prindonesia.id. (eda)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI