AI Tak Selalu Positif, Ini 5 Hal yang Perlu Diwaspadai
PRINDONESIA.CO | Rabu, 10/01/2024 | 1.055
AI Tak Selalu Positif, Ini 5 Hal yang Perlu Diwaspadai
Di balik kelebihannya, kecerdasan buatan (AI) tetap memiliki beberapa kekurangan.
Foto Freepik

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Belakangan beredar video Presiden kedua Indonesia Soeharto mengajak masyarakat memilih wakil dari Partai Golkar pada Pemilu 2024. Video yang diunggah oleh Wakil Ketua Umum Partai Golkar di akun media sosial X (sebelumnya Twitter) tersebut dibuat menggunakan kecerdasan buatan (AI). Banyak warganet keberatan dengan penggunaan AI seperti dilakukan partai yang identik dengan pohon beringin tersebut.

Sejak awal kehadirannya, AI bagaikan pisau bermata dua. Teknologi ini memiliki dampak positif dan negatif. AI seperti di dunia public relations (PR) bermanfaat membantu banyak pekerjaan. Di sisi lain, setidaknya ada lima hal yang perlu diwaspadai dari kepopuleran AI, seperti dikutip dari umn.ac.id. Apa saja?

1. Memengaruhi Tingkat Pengangguran

Kehadiran AI telah meningkatkan otomatisasi dan efisiensi dalam pekerjaan. Namun, hal itu perlu diwaspadai karena akan memengaruhi tingkat pengangguran. Sebagian tugas yang sebelumnya dikerjakan manusia kini dapat diambil alih oleh sistem komputer. Dalam kaitannya, pemberi kerja berpotensi mulai menggantikan karyawan berkualifikasi minimum dengan AI untuk meningkatkan efisiensi pekerjaan serupa.

2. Risiko Keamanan dan Privasi

Ketergantungan AI pada data membawa kekhawatiran soal keamanan dan privasi. Potensi penyalahgunaan AI menimbulkan risiko manipulasi informasi, seperti melalui video dan suara palsu (deepfake).

3. Bias dan Ketidakakuratan

Tantangan utama AI adalah potensi bias informasi, karena teknologi ini berbasis machine learning yang mempelajari dari data historis. Keakuratan AI juga tidak selalu dapat diandalkan, seperti ChatGPT yang tidak bisa divalidasi kebenarannya karena memberikan informasi berdasarkan data internet.

4. Mengurangi Produktivitas dan Kreativitas

Ketergantungan pada AI dapat menimbulkan kemalasan, kurang produktif, dan minim kreativitas karena teknologi ini dapat mengambil alih banyak peran. Dalam konteks akademis, AI bahkan bisa mengambil alih peran penelitian dan penulisan makalah. Kondisi tersebut berkontribusi mengurangi peran keterampilan kritis, kreatif, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan manusia.

5. Keterbatasan dalam Meniru Kemampuan Manusia

Kelemahan lain AI terletak pada keterbatasannya dalam penilaian, intuisi, dan kreativitas. Seperti diketahui, proses pengambilan keputusan tertentu membutuhkan pemahaman kontekstual, kecerdasan emosional, dan pertimbangan etika yang sulit diimitasi oleh AI. Dalam hal ini, kehadiran manusia tetap krusial. Terutama pada bidang seni, inovasi, dan pengasuhan yang membutuhkan empati dan penilaian subjektif.

Jadi, bagaimana Anda menilai dan memanfaatkan AI? (jar)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI