JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Hingga saat ini informasi mengenai perkembangan kasus Covid-19 masih menyedot atensi publik. Selain PR, pelaku media juga terus berstrategi untuk menyediakan informasi teraktual seputar perkembangan Covid-19. Namun, dengan mengedepankan ciri khas/pembeda. 

Menurut Editor in Chief Bisnis Indonesia Maria Yuliana Benyamin, salah satu caranya adalah dengan melakukan strategi konten. “Informasi mengenai Covid-19 masih mendominasi 60 persen tema berita. Namun, pemilihan angle berita yang menjadi pembeda,” katanya di acara diskusi virtual yang diselenggarakan PERHUMAS bertajuk “Media Relations in the Age of Coronavirus!”, Selasa (19/6/2020).   

Editor in Chief Kompas.com Wisnu Nugroho sependapat. Menurutnya, gempuran informasi di media sosial dan aplikasi chat menciptakan kebingungan informasi dan misinformasi di tengah publik. Akhirnya, publik mencari informasi lewat media yang kredibel. Ini sejalan dengan data yang dihimpun KG Media Research. Hasilnya, 72 persen publik percaya konten yang diproduksi media kredibel.  

Di sinilah peluang kerja sama yang bisa dilakukan antara PR dengan media. Menurut Wisnu, ada tiga peran penting PR saat pandemi. Pertama, menjadi penyampai pesan kebajikan. Contoh, berkontribusi membangun konten membuat hand sanitizer dan masker untuk ibu rumah tangga.

Kedua, memberikan hiburan yang baik kepada publik. “Brand bisa menjadi pelipur lara dan mitra transformasi digital di rumah,” ujar Wisnu. Ketiga, menenangkan hati masyarakat. Brand dapat menjadi penggerak sosial untuk membantu sesama.  

Untuk mencapai tujuan itu, PR bisa berkolaborasi dengan media. Apalagi saat ini media juga tengah menggalakan kampanye Media Lawan Covid. (rvh)