Menjernihkan Isu Vaksin Palsu
PRINDONESIA.CO | Minggu, 02/10/2016 | 2.806
Menjernihkan Isu Vaksin Palsu

Selain bekerjasama dengan penegak hukum dan pihak terkait untuk mengungkap pemalsuan vaksin tersebut, Bio Farma juga memberikan penjelasan ke publik agar masyarakat bisa membedakan vaksin asli dan palsu. Salah satu upaya Bio Farma teranyar adalah mengajak para jurnalis dari Jakarta dan Bandung untuk melihat dari dekat fasilitas produksi, riset, dan pengembangan (R&D), pengemasan, dan distribusi vaksin di Bandung, pada Jum’at (15/7/2016).

Head of Corporate Communication Bio Farma N. Nurlaela Arief menjelaskan, tujuan acara tersebut untuk menyamakan pemahaman para jurnalis mengenai isu vaksin terkini dan peran penting Bio Farma dalam industri vaksin nasional. Sebagai perusahaan pelat merah penghasil vaksin terbesar di Indonesia, Bio Farma memang memiliki kepentingan agar publik mendapatkan vaksin yang asli dan aman. Di sisi lain, temuan vaksin palsu juga berpotensi mengganggu program imunisasi yang digalakkan pemerintah dan Bio Farma.

Melalui para jurnalis, Bio Farma menyampaikan pesan ke publik bahwa vaksin produksi Bio Farma yang digunakan pemerintah untuk program imunisasi nasional terjaga keasliannya. Karena itu, masyarakat tak perlu ragu mengimunisasi putra-putrinya sesuai dengan program pemerintah baik di rumah sakit, puskesmas, posyandu, maupun di klinik.

“Vaksin Bio Farma untuk program imunisasi nasional didistribusikan melalui Dinas Kesehatan Provinsi dan untuk sektor swasta didistribusikan melalui distributor resmi dengan mengimplementasikan cold chain yang konsisten dan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) sehingga terjaga kualitas, keamanan, dan efektivitas,” kata Lala, panggilan akrab Nurlaela.

Kualitas Vaksin Otentik

Sejauh ini, dari hasil penelitian terungkap tidak ada vaksin Bio Farma yang dipalsukan. Adapun untuk produk serum dan diagnostik produksi Bio Farma seperti BIOSAT (Serum Anti Tetanus), BIOSAVE (Serum Anti Bisa Ular), dan Tuberculin PPD yang dipalsukan, saat ini sedang dalam penanganan Bareskrim POLRI. “Bio Farma mendukung dan menyerahkan sepenuhnya kepada Bareskrim Polri untuk menangani dan mengusut tuntas kasus vaksin palsu,” katanya.

Media tour menghadirkan narasumber antara lain M. Rahman Rustam, Corporate Secretary Bio Farma dan Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr, SpA (K), Kepala Divisi Tumbuh Kembang Pediatrik Sosial, Fakultas Kedokteran UNPAD – RS Hasan Sadikin, Bandung. Dalam kesempatan itu Rahman memaparkan perbedaan vaksin dan serum, proses produksi, dan penelitian vaksin.

Sementara Kusnadi menjelaskan, hampir semua produk vaksin Bio Farma seperti vaksin Pentabio (DTP, Hepatitis B, Haemophilus influanzae tipe b, Flubio (influenza), bOPV, telah melalui uji klinik dari fase 1 hingga 3 di UNPAD-RSHS. Ia memastikan, kualitas vaksin tersebut terjaga dan otentik.

Media tour kemudian diakhiri peninjauan fasilitas produksi, pengemasan, Exhibition Hall, Museum Bio Farma, serta gudang distribusi vaksin. “Semoga rekan media dapat merefresh kembali pengetahuannya tentang produk-produk biologi seperti vaksin dan serum, agar turut serta membantu mendukung program pemerintah dalam pencapaian target cakupan imunisasi nasional,” pungkas Lala. (nif)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI