Layaknya praktisi komunikasi, akademisi juga perlu memiliki kompetensi mengelola komunikasi agar dapat menciptakan hubungan internal dan eksternal yang harmonis.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Komunikasi merupakan aktivitas yang paling esensial dalam kehidupan manusia, baik individu, relasi, kelompok, organisasi, maupun masyarakat. Demikian pula dengan praktisi akademisi seperti Inas Afifah Zahra, dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bisnis Internasional Indonesia. Ia kerap berkomunikasi dengan beragam stakeholder mulai dari mahasiswa, rekan sejawat, orang tua mahasiswa, karyawan, staf, pihak struktural kampus, hingga pihak luar yang bekerja sama dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Untuk itu, komunikasi harus dikelola dengan baik agar tidak terjadi konflik. Lingkungan perguruan tinggi pun menjadi harmonis. “Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi yang baik untuk membangun hubungan sosial yang juga baik,” katanya kepada PR INDONESIA di Tangerang Selatan, Sabtu (17/12/2022).
Seperti halnya praktisi public relations (PR), pengelolaan komunikasi yang dilakukan oleh akademisi juga harus dilakukan di ranah internal dan eksternal. Contoh di ranah internal, ketika dosen berhadapan dengan pihak manajemen kampus dan mahasiswa, ada kalanya program tidak selaras. Maka, dosen yang merupakan tenaga fungsional kampus harus mampu menjembatani komunikasi antara mahasiswa dengan manajemen.