Bangun Spirit Wirausaha
PRINDONESIA.CO | Jumat, 22/12/2017 | 1.206
Bangun Spirit Wirausaha
Aktivasi CSV berkorelasi dengan keberlanjutan bisnis.
Dok. Pertamina Lubricants

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Komitmen menciptakan dampak dan kontribusi yang berkelanjutan bagi keberlangsungan perusahaan melalui pola penyaluran CSR berkonsep CSV ini sebenarnya sudah dilakukan sejak setahun lalu. Maka, sudah tepat waktunya apabila anak perusahaan PT Pertamina (Persero) itu melaporkan hasil kegiatannya di hadapan media di Jakarta, Selasa (3/10/2017).

Corporate Secretary Pertamina Lubricants Fitri Erika mengatakan, evolusi ini terbentuk setelah sebelumnya Pertamina Lubricants melakukan evaluasi, sosial dan business mapping. Dari sana, lahirlah sektor pendidikan. Khususnya, terkait upaya peningkatan pendidikan bidang otomotif sepeda motor dan kewirausahaan bengkel mandiri.

Pada acara diskusi yang diselenggarakan oleh Editor Energi and Mining Society (E2S) tersebut, Fitri melanjutkan, ESP pertama kali diluncurkan di Cilacap, salah satu lokasi pabrik mereka beroperasi. Melihat perkembangan yang positif, perusahaan pengelola usaha pelumas otomotif, industri dan base oil itu memutuskan untuk mereplikasi program serupa di Gresik yang juga merupakan wilayah tempat pabrik mereka beroperasi.

Menurut Fitri, tujuan utama ESP adalah untuk mencetak wirausaha tenaga muda produktif Indonesia di bidang otomotif, terutama perbengkelan. Pada praktiknya, peserta yang mengikuti program ESP akan mendapat pelatihan teknik sepeda motor oleh Balai Latihan Kerja Industri (BLKI), praktik kerja atau magang, mentorship oleh bengkel mitra binaan PT Pertamina Lubricants, pelatihan kewirausahaan, hingga pendampingan usaha perbengkelan.

Program ini menyasar siswa atau alumni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di bidang otomotif. Pemilihan itu tak lain karena jenjang pendidikan mereka erat kaitannya dengan industri kerja baik dalam bidang otomotif, teknologi maupun bidang lainnya. “Dan segmen otomotif, khususnya teknik mekanik, sesuai dengan kegiatan industri yang dijalankan oleh perusahaan,” imbuhnya.

Di sisi lain, mekanik dan dunia perbengkelan secara umum merupakan ujung tombak dari keberlanjutan bisnis pelumas. “Mereka merupakan stakeholders yang paling tahu dan dekat dengan konsumen dan masyarakat,” ujar Fitri yang mengaku bangga bisa menyaksikan lahirnya wirausaha muda baru. Ya, dari program ESP batch pertama, tumbuh lima bengkel baru di Cilacap.

Pada gelombang pertama, tercatat ada 19 peserta yang mengikuti program ESP dan 20 peserta pada gelombang kedua. Kesemuanya merupakan peserta yang dinyatakan lulus setelah mengikuti serangkaian proses seleksi.

Pada akhirnya, program ini selain berdampak terhadap peningkatan perekonomian masyarakat, membuka semakin banyak lapangan kerja dan berpotensi meningkatkan operasi bisnis perusahaan. “Kami latih mereka untuk menjadi mekanik bengkel yang andal dan menjual produk pelumas. Bahkan, tak menutup kemungkinan hingga mereka mampu menjalankan bengkel sendiri secara mandiri,” katanya.Harapannya, ketika dunia perbengkelan makin berkembang, industri pelumas akan terus berjalan. “Bisnis terus sustain,” ujarnya.

Studi kasus dari kegiatan ESP dan bengkel mitra binaan mencatat adanya peningkatan pendapatan baik dari pelanggan baru ataupun penjualan pelumas. Untuk periode Januari-Mei 2017, misalnya, bengkel mitra binaan menghimpun pendapatan rata-rata mencapai Rp 450 ribu – 560 ribu dengan penjualan pelumas 174 - 290 botol per bulan. rtn

 

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI