Di tengah lanskap digital yang terus berkembang, peran Public Relations (PR) mengalami transformasi besar. Bukan lagi sekadar juru bicara organisasi, PR kini dituntut menjadi arsitek narasi, pengelola krisis dan penggerak reputasi yang adaptif. Dalam era di mana satu unggahan viral bisa mengubah persepsi publik dalam hitungan detik, bagaimana PR dapat bertahan dan tetap relevan?