Siapa yang Sebaiknya Jadi Juru Bicara saat Krisis?
PRINDONESIA.CO | Jumat, 27/07/2018 | 3.591
Siapa yang Sebaiknya Jadi Juru Bicara saat Krisis?
"Jangan biarkan siapapun berbicara tanpa latihan dan keterampilan yang minim," kata Gerard Braud.
agenciawaydigital.com.br

JAKARTA, PRINDONESIA.CO –  Dikutip dari PR Daily, Gerard Braud, media traning and crisis communication expert dari Amerika Serikat yang juga penulis buku Don’t Talk to the Media Until… 29 Secrets You Need to Know Before You Open Your Mouth to a Reporter, mengungkapkan setidaknya ada tiga argumen tentang siapa yang harus bertindak sebagai juru bicara saat krisis.

Argumen 1: CEO

Dalam penanganan krisis, seorang CEO harus mampu mengelola krisis. Terutama, menjadi juru bicara pada jam-jam pertama krisis terjadi.  Namun, realitanya ketika pernyataan resmi harus segera dibuat, CEO justru sering sibuk dengan masalah lain. Maka ketika CEO salah bicara, konsekuensi terbesarnya adalah hilangnya kredibilitas dan reputasi perusahaan.

Berbeda apabila orang lain yang melakukan kesalahan dalam menyampaikan informasi. Pada kondisi tersebut CEO maju ke depan untuk berperan sebagai pemberi klarifikasi atau meluruskan informasi yang salah.

Argumen 2: PR

Public relations (PR) adalah pilihan yang paling disarankan sebagai juru bicara mewakili perusahaan pada jam pertama terjadi krisis. Dan, ketika wartawan baru tiba ke lokasi. Namun, PR tidak bisa kerja sendiri dalam menjalankan perannya. Mereka harus bekerja bersama tim manajemen krisis.

Fakta-fakta yang telah dihimpun oleh tim manajemen krisis di lapangan inilah yang akan membantu PR untuk mengenali krisis, lalu menyampaikan informasi dan pernyataan berdasarkan fakta kepada publik, sekaligus menjanjikan akan adanya pembaruan informasi.

Argumen 3: Gabungan

Saat krisis memang menjadi ranah dan kapasitas PR untuk berbicara pada jam-jam pertama. Selanjutnya, tim komunikasi krisis yang mengerti permasalahan dapat menjadi juru bicara  selama krisis berlangsung. Pada akhirnya, pada masa-masa terakhir krisis menjadi waktu terbaik untuk menampilkan CEO sebagai juru bicara.

Untuk itu, Braud berpendapat, perlu ada proses seleksi yang matang untuk menyiapkan para juru bicara tersebut. Lalu, latih mereka agar siap ketika kelak harus berbicara di depan publik. Jika diperlukan, siapkan orang-orang berkompeten lainnya sebagai cadangan layaknya tim olahraga.  

Ia melanjutkan, program pelatihan untuk bicara di depan umum dan saat berhadapan dengan media, penting untuk dapat membantu mengidentifikasi orang-orang terbaik, berikut cadangannya. Kata kuncinya, jangan pernah biarkan siapapun berbicara tanpa latihan intensif dan keterampilan yang minim. “Para wartawan itu bermain keras,” katanya. (suf)

Sumber: https://www.prdaily.com/crisiscommunications/Articles/16323.aspx

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI