Pangan dan Ekspektasi Publik
PRINDONESIA.CO | Rabu, 21/09/2016
Pangan dan Ekspektasi Publik

Upaya Kementan menjamin ketersediaan pangan di tengah gejolak harga bahan pokok setiap kali memasuki bulan Ramadan, menjadi sisa cerita Lebaran kali ini.

 

Video berdurasi kurang dari dua menit yang diunggah Kementerian Pertanian (Kementan) sejak Ramadan lalu mulai wara-wiri di laman resmi dan media sosial. Dari video tersebut, kementerian yang dipimpin Amran Sulaiman itu ingin meyakinkan publik bahwa pemerintah menjamin ketersediaan bahan pangan sebelum dan sesudah Lebaran.

Hal ini diperkuat dengan data mulai ketersediaan beras yang mencapai 7,15 juta ton, melebihi total kebutuhan yang hanya 5,6 juta ton, hingga ketersediaan gula pasir, bawang merah, minyak goreng, daging ayam, dan  daging sapi selama periode Juni - Juli 2016.

Pemahaman ini dikomunikasikan untuk meminimalisasi kekhawatiran masyarakat, salah satunya, soal kurangnya pasokan dan melambungnya harga sapi hingga Rp 120 ribu/kg.  “Kami mengomunikasikan adanya keberagaman daging sapi di pasar. Di sisi lain, pemerintah memastikan terdapat daging sapi berkualitas di kisaran harga Rp 80 ribu/kg ke bawah yang dapat di akses masyarakat,” kata Tenaga Humas Pemerintah Kementan Djayawarman Alamprabu sembari memperlihatkan video yang dimaksud kepada Majalah PR INDONESIA di Jakarta, Rabu (27/7/2016).

Menurut Prabu, video singkat yang dikemas secara apik itu bukan hanya bertujuan untuk meredam isu, tapi juga cara Kementan membangun komunikasi dan meyakinkan masyarakat bahwa pemerintah bersungguh-sungguh membangun Indonesia hebat berdaulat pangan. “Termasuk upaya Kementan yang hingga saat ini telah mendirikan 700 dari target 1.000 Toko Tani Indonesia dalam rangka mewujudkan harga pangan yang jauh lebih terjangkau,” imbuhnya.

Posko Komunikasi

Video tadi ternyata juga dimanfaatkan oleh Posko Komunikasi Pangan yang dibentuk pemerintah dalam rangka mengelola isu ketersediaan pangan selama Ramadan hingga pasca-Lebaran. Ini adalah kali pertama pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo membentuk posko komunikasi, khususnya pangan. Selain Kementan, kementerian yang dilibatkan dalam posko tersebut antara lain Kementerian Perdagangan, Kementerian BUMN, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Ketika di awal puasa, Presiden memberikan arahan agar Kementerian Pertanian dan Perdagangan menurunkan harga daging sapi menjadi Rp 80 ribu/kg, Posko Komunikasi Pangan bersinergi menyusun konteks tentang upaya-upaya yang sudah dilakukan kementerian terkait untuk mewujudkan arahan tersebut. “Kami bagi-bagi tugas. Saling berbagi informasi dan data, sementara Kominfo yang membuat narasi tunggal,” ujar Prabu.

Salah satu isi dari narasi tunggal yang dibuat Kominfo adalah memuat informasi terkait lokasi-lokasi yang bisa dijangkau masyarakat untuk mendapatkan daging sapi dengan harga murah. “Selanjutnya, informasi kami sebar dengan memaksimalkan seluruh kanal komunikasi, termasuk memanfaatkan laman dan akun media sosial resmi yang dimiliki kementerian masing-masing,” papar Prabu. 

Ya, keberadaan Posko Komunikasi Pangan semakin menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengelola komunikasi kepada publik. Bahwa mengelola pangan bukan hanya urusan produksi dan rantai distribusi, tapi juga ekspektasi masyarakat. (rtn)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI