Catatan Juri PRIA 2022 Sesi Presentasi: Pengukuran yang Tepat
PRINDONESIA.CO | Selasa, 19/04/2022 | 1.169
Catatan Juri PRIA 2022 Sesi Presentasi:  Pengukuran yang Tepat
Pengukuran program yang dilakukan hingga tahap output, outtakes, dan outcomes mampu memberikan dampak nyata baik berupa perubahan sosial maupun pendapatan perusahaan.
Dok. PR INDONESIA

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Demikianlah kesimpulan dari kelima dewan juri PR INDONESIA Awards (PRIA) 2022 setelah menyaksikan presentasi 46 peserta untuk kategori Program dan Departemen PR selama dua hari berturut-turut dari tanggal 22 – 23 Februari 2022. Mereka adalah Asmono Wikan (founder dan CEO PR Indonesia Group), Magdalena Wenas (Direktur LSP Manajemen Komunikasi dan founder PR Society Indonesia), Emilia Bassar (founder dan CEO CPROCOM), Elvera N. Makki (Communication and Social Impact Advisor VMCS Advisory Indonesia), serta Fardila Rachmilliza (Communications Director Rajawali Foundation).

Juri Magdalena merasakan kualitas peserta semakin meningkat dari tahun ke tahun, terutama dari sisi pengukuran (measurement). “Pengukuran tersebut mempunyai dampak yang sangat positif. Kenaikannya mencapai 20 persen,” ujar PR INDONESIA Guru itu.

Juri Fardila yang juga pemegang sertifikat AMEC Measurement, kagum dengan kualitas peserta yang sudah menggunakan Integrated Evaluation Framework yang diterbitkan oleh The International Association for Measurement and Evaluation of Communication (AMEC). Menurut Wakil Sekretaris Umum BPP PERHUMAS periode 2021 – 2024 itu, pengukuran yang dilakukan hingga tahap output, outtakes, dan outcomes mampu memberikan dampak nyata baik berupa perubahan sosial maupun pendapatan perusahaan. Untuk itu, ia berharap tahun depan peserta tak lagi sibuk menghitung nilai Advertising Value Equivalency (AVE) atau PR Value.

 

Terstruktur

Pun dirasakan oleh juri Elvera N. Makki. Dibandingkan tahun sebelumnya, perempuan yang sudah dua kali duduk di bangku juri PRIA ini menjadi saksi adanya peningkatan yang sangat baik dari cara peserta menyusun strategic planning. Mulai dari melakukan riset, analisis situasi, stakeholders mapping, menentukan SMART Objective, membuat pesan kunci, menyusun taktik berbasis model PESO, hingga pengukuran menggunakan AMEC Framework. “Di luar dari itu, saya mencari program yang unik serta memberikan dampak besar terhadap target audiens,” ujar perempuan yang juga merupakan President of International Association of Business Communicators (IABC) Indonesia Chapter.

Sementara untuk subkategori Marketing PR, juri Emilia Bassar menekankan agar peserta dapat lebih meningkatkan partnership marketing dengan para mitra perusahaan. Sehingga, kedua belah pihak bisa saling mengisi kekuatan dan kelemahan masing-masing. “Praktisi PR juga harus bekerja sama dengan tim marketing untuk mengukur atau melihat parameter kesuksesannya. Salah satunya, menggunakan ROI Matrics,” tambahnya.

Selain itu, Emilia juga berpesan kepada para peserta subkategori Departemen PR, agar memastikan bahwa semua karyawan dapat memahami visi, misi, dan tujuan organisasi. Sebab, praktisi PR baru dapat dikatakan strategis apabila memiliki akses kepada pimpinan tertinggi. Terutama, dalam upaya mengambil tindakan antisipasi secara cepat dan strategis saat perusahaan berhadapan dengan isu atau krisis.

Meski sudah menunjukkan perkembangan yang positif, para peserta juga masih memiliki pekerjaan rumah yang perlu segera dibenahi. Khususnya dalam proses menyusun konsep program PR yang belum clear. “Ada sejumlah penampilan istimewa, tetapi menurut saya, masih banyak program PR yang sangat penting untuk diolah,” ujar juri Asmono Wikan. (ais)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI