JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Sejumlah destinasi wisata di Indonesia sudah pernah ia kunjungi selama menjadi praktisi public relations (PR) di Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Kunjungan gadis yang akrab disapa Fina ini ke tempat wisata tersebut tidak semata untuk travelling, melainkan menjalankan sejumlah pekerjaan.

Fina pun membagikan pengalaman menariknya ketika ia bertugas di Sungai Asahan, Sumatera Utara. “Ketika itu saya dan tim berkesempatan mencoba arung jeram di sana. Seru!” kenangnya. Menurutnya, hal yang memicu adrenalinnya saat itu karena Asahan merupakan sungai yang memiliki arus deras bahkan tingkat kesulitannya berada di peringkat kelima skala internasional. Karena amenitas di kawasan tersebut masih dikembangkan, mereka pun menginap di rumah warga. Namun, pengalaman hidup berdampingan dengan warga justru membuat perjalanan tersebut makin berkesan.

Sebagai PR, Fina ingin menepis anggapan sempit masyarakat tentang dunia pariwisata hanya sebagai atraksi. Padahal, pariwisata memiliki cakupan yang lebih luas dari sekadar atraksi. “Di dalamnya juga mencakup aspek aksesibilitas,” katanya. Pemahaman itulah yang sedang ia tanamkan sehingga ketika ada inisiatif baru dalam hal pengembangan pariwisata, masyarakat tidak lagi gagap menanggapi. “Yang terpenting itu bukan hanya memuaskan customer, tapi juga mengedukasi mereka,” ujar gadis Batak bermarga Pasaribu itu.

Ya, Fina begitu menikmati perannya sebagai PR, termasuk tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya, menjaga agar kinerjanya tidak menurun. “Praktisi PR itu tak hanya mampu berkomunikasi, tapi terlibat memecahkan masalah,” katanya Untuk itu, PR harus selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi, berpikir praktis, kritis, dan pragmatis terhadap permasalahan yang terjadi di lapangan. (bil/rvh)

Selengkapnya baca PR INDONESIA versi cetak dan SCOOP edisi 49/April 2019. Hubungi Sekhudin: 0811-939-027, [email protected]